Hai, untukmu yang waktunya semakin sedikit. Mungkin naif jika kutulis isi hatiku disini, tapi bahkan berbicara denganmu sekarang sudah semakin sulit. Sayang ya waktu mempertemukan kita disaat-saat kita semakin dewasa. Tidak seperti halnya remaja yang banyak mengahabiskan waktu mereka bersama, pola pikir kita semakin hari semakin terbuka. Kita bukan lagi menjadi orang yang tidak memiliki aktifitas seperti saat-saat bisa bermain dengan teman-teman ketika tak ada jam kuliah atau pulang lebih awal. Kini kita mulai meninggalkan masa-masa kejayaan itu dan perlahan tapi pasti merintis masa depan. Keduanya dari kita tentu memiliki cita-cita untuk menjadi kebanggaan orang tua kita masing-masing dengan menjadi orang berhasil, memiliki jabatan tinggi, atau bahkan berfinancial diatas rata-rata. Tidak kamu, akupun ingin.
Mungkin karena kau laki-laki dan aku perempuan
Orang dahulu kebanyakan bilang, setinggi apapun gelar seorang wanita dia tetap akan menjadi ibu rumah tangga. Nyatanya memang mungkin karir bukanlah tuntutan terbesarku sebagai calon ibu, kelak ketika aku bosan dan telah memiliki seorang suami yang dapat menanggungku maka aku tak harus bekerja terlalu keras. Bukan berarti aku tidak menginginkan kesuksesan, tapi kelak ketika aku sudah menikah mungkin akan lebih baik jika jam kerjaku tidak melebihi jam kerja suamiku nanti. Tidak sepertimu lelaki yang tanggunganmu bukan hanya keluarga, tapi juga calon istrimu dan anak-anakmu nanti. Apa sebab karena itu sedikit waktumu sekarang untuk sekedar menyempatkan mengabariku sesaat sebelum kau akan tidur? Entah hanya kau atau semua lelaki di dunia ini juga meninggalkan waktu dengan kekasihnya hanya untuk duduk senyap di depan laptop dan menghabiskan jatah liburnya hanya dengan pekerjaan? Kalau saja kau tahu materi bukanlah segalanya walaupun kita tidak akan bisa makan tanpa uang, tapi kelak kalau kau memang jodohku aku tak mengapa hidup bersama denganmu memulainya dari awal bersama-sama tinggal di kontrakan kecil. Setidaknya kita tidak kehujanan dan tidak kepanasan. Kamu tenang saja, aku punya ijazah sarjana untuk melamar kerja di tempat yang lebih baik, mungkin bisa membantumu menambah pundi-pundi uang kita nantinya. Itu jika kau memang jodohku.

Maaf kalau aku selalu menuntut agar kau selalu sisakan sedikit dari waktu istirahat yang kau punya.
Duapuluh empat jam dari waktu yang kau punya selama seharian, sepuluh jam bahkan lebih kau sisakan untuk pekerjaanmu. Dua hari libur dari hari kerjamu yang kau punya bahkan tidak menjadi jaminan kau benar-benar berhenti bekerja dan menyisakannya untukku. Kadang aku ingin menjadi prioritasmu, bukan hanya pekerjaanmu. Aku ingin jadi sesuatu yang kau tunggu saat hari libur datang. Aku ingin jadi penghiburanmu setiap kali kau jenuh dengan pekerjaanmu. Aku tahu bukan cuma aku yang menginginkan waktumu, keluargamu juga mungkin kehilangan waktu saat-saat kau belum sesibuk sekarang. Itu mengapa aku mengalah dan hanya memintamu untuk menyisakan waktu sedikit dari jam istirahat yang kau punya setelah kau lelah bekerja seharian, tak melulu harus bertemu setiap minggu. Aku hanya ingin tahu adakah kau mengingatku di sela-sela kesibukanmu yang semakin hari semakin padat. Maaf kalau itu berat untukmu, mungkin aku tidak memperhitungkan soal waktumu di jalan ketika kau berangkat kerja atau pulang ke rumah, sehingga hal itu membuatmu lelah sekali hingga terlalu sering melupakan untuk mengabari. Maaf, aku hanya wanita yang menyayangimu, tentu selalu ada rasa khawatir saat kau tak sedang bersamaku, aku hanya ingin dengar kau telah sampai rumah dengan selamat dan ceritakan antusiasmu di kantor agar sedikit meredakan beban pikiranmu.

Kau harus mengerti, ketika rindu wanita menjadi lebih posesif.
Karena waktu komunikasi yang sedikit, wanita menjadi lebis posesif. Jangan heran kalau aku sekarang mudah marah-marah hanya karena hal sepele. Dan menjadi lebih insecure dengan apa yang kamu lakukan diluar tanpa aku. Kurasa tidak hanya aku, wanita se-cuek-cueknya dia, selalu ingin diperhatikan. Wanita sekuat-kuatnya dia, selalu ingin dilindungi. Wanita setangguh-tangguhnya dia pasti menangis juga bila tidak dipedulikan. Wanita sepercaya-percayanya dia padamu, akan curiga juga jika kalian kurang komunikasi. Dengan aku atau siapapun nanti wanitamu semisal kita tidak berjodoh, dia ingin disayang dan diperhatikan. Kalau wanita lain mungkin mereka akan mengobati kesepiannya dengan mencari kesibukan bersama laki-laki lain, karena dengan begitu mereka tidak akan merasakan kurang perhatian meskipun didapat dari laki-laki lain dan bukan kekasihnya sendiri. Aku tidak begitu, maka pertimbangkanlah perkataanku barusan.

http://yunikedamayanti.blogspot.com/
Someone talk to me, "Time is priceless. If someone give you their time, stay. But if they dont, leave."
Aku selalu berdoa, agar Tuhan senantiasa menambah rezeqi kita agar dimudahkannya langkah kita 'kesana'.
Kau tentu paham maksud dalam tanda kutip itu. Dari aku wanitamu yang sering kau lupa, tak pernah putus pintaku padaNya agar kau selalu dilancarkan setiap urusanmu, Agar kau selalu dalam keadaan sehat hingga kau dapat bekerja dengan giat. Walau aku sering merasa kehilangan waktumu, dari lubuk hatiku yang dalam aku bersyukur memilikimu seorang yang pekerja keras, dan aku percaya kelak kau akan menjadi orang yang hebat. Entah siapa nanti yang akan merasakan hasil jerih payahmu, semoga istrimu kelak baik aku atau siapapun wanita beruntung itu dia pasti akan sangat bahagia memilikimu. Mereka bilang di balik lelaki hebat selalu ada wanita yang kuat, kurasa itu benar. Tidak mudah untuk selalu menjadi yang ditinggalkan oleh karena pekerjaan sedang banyak-banyaknya, tidak mudah menjadi yang paling mengalah tidak dikabari oleh karena terlalu lelah untuk sekedar mengirim pesan, tidak mudah menjadi yang paling pengertian saat juga rindu didada menambah sesak sedangkan terlalu sibuk hingga tak ada waktumu menyempatkan bertemu, tidak mudah menjadi pilihan yang kesekian setelah orang-orang terbaikmu karena waktumu juga sedikit untuk mereka. Kuharap aku bisa melewatinya sampai pada suatu saat melihatmu berdasi dan akulah yang memakaikannya di lingkar lehermu setiap pagi.

No comments:
Post a Comment