Sunday, March 27, 2011

Jejak Kehidupan

Namanya Ibu Nurhayati. Dia adalah seorang wirausaha. Membuka toko di depan rumahnya sendiri. Kisah hidupnya pun layak diberi acungan jempol. Berawal dari bawah, akhirnya kehidupannya semakin baik.

Emak, begitu kadang saya memanggilnya akrab. Dia adalah ibu dari dua orang anak, yang juga salah satunya merupakan sahabat saya. Bagi saya yang mengenalnya, beliau adalah wonder woman. Seorang yang sangat pekerja keras, semua dilakukan semata-mata untuk kelanjutan hidupnya dan keluarganya.

Berawal dari sebuah usaha kecil-kecilan yang beliau lakukan sehari-hari di bawah pohon. Dengan modal terbatas sebesar 35.000 rupiah, dengan hanya menjual dagangan yang berupa makanan pagi seperti nasi uduk, lontong sayur dan macam-macam gorengan. 

Usaha yang dibuka sejak tahun 1995 itu ternyata hanya bertahan 5 bulan. Dengan pendapatan yang lebih dari modal sebelumnya, beliau tergoda untuk membuka usaha yang lebih dari itu. Akhirnya dengan modal yang juga didapat dari usaha sebelumnya, beliau mulai membuat sebuah gubuk kecil dengan seng ukuran paling tidak 2x3 meter. Dagangan yang dijualnya pun mulai bertambah yang mulanya dari sekedar makanan pagi, kala itu beliau mulai mencari akal dengan menambahkan rokok beberapa batang. 

Usahanya lagi-lagi semakin maju, berkat kesungguhan dan kerja kerasnya. Beliau terpikir untuk membuat sebuah toko atau warung di depan rumahnya sendiri. Karena kalau dipikir, usaha diluar rumah ternyata sangat melelahkan dan menganggu aktifitasnya sebagai ibu rumah tangga. Alhamdulillah, tahun 2000-an impian beliau terwujud, warung di depan rumahnya akhirnya dibuka. Modal yang dikeluarkannya pun jauh lebih banyak dari usaha sebelumnya, kira-kira 2 juta lebih. Lagi-lagi beliau mencari akal dengan menambah dagangannya lebih banyak lagi. Sembako, makanan kecil, dan lain-lain diusahakannya. 

Banyak suka duka yang didapatkannya selama berdagang, namun itu semua tidak pernah mematikan niatnya untuk terus berdagang. Walaupun dengan sangat mati-matian beliau mengorbankan tenaganya dari pagi buta membuat makanan pagi seperti nasi uduk, gado-gado, nasi kuning, lontong sayur, gorengan bahkan peyek. Pernah saya melihatnya dengan sangat terbiasa beliau memikul galon di pundaknya, hal itu padahal sangat riskan dilakukan oleh wanita.

Dengan kesungguhan dan kerja kerasnya yang lagi-lagi saya acungkan jempol usahanya sekarang mampu menghidupi beliau dan keluarganya dengan snagat lebih dari cukup. Jejak-jejak kehidupan ternyata memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh perjuangan dan kerja keras untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik.

inilah beliau
terima kasih atas perhatiannya :D

No comments:

Post a Comment